mJHEzxukdj31fhzMIHmiGai4Yfakiv2Yjgl83GlR
Bookmark

Bisnis Produk Lokal, Mengapa Tidak?


Doc. Nilna Indriana saat diwawancarai

Arusgiri.com- Nilna Indriana (32) seorang Dosen Bahasa dan Sastra Arab (BSA) di Unugiri yang telah sukses merintis usaha dari produk lokal berupa Mukena Jumput khas Bojonegoro. Usaha yang dilabeli 'Moozaya' itu, berlokasi di Desa Bareng, Kec. Ngasem, Kab. Bojonegoro.

Ketika ditemui Pihak Redaksi, Perempuan berwajah ceria itu sedang duduk di ruang kerjanya. Dalam ruangan tersebut terdapat jendela kaca besar sehingga suasana luar terlihat dari dalam. Hawa sejuk setelah hujan turut menemani perbincangan.

“Ibu rumah tangga yang tetap bisa menjalankan usaha di waktu yang berbarengan. Bersamaan dengan punya anak kecil dan juga menjabat sebagai dosen,” sepenggal kata yang menjelaskan pribadinya.

Ibu dari dua anak itu sesekali tertawa. Ia menceritakan bahwa Moozaya terinspirasi dari nama anak pertamanya, yakni Mauza. Dirinya berinisiatif menjadikan nama branding yang unik sekaligus mudah dikenal masyarakat luas. Ia lantas mulai berkisah tentang perjalanan bisnisnya yang berawal pure bisnis online.

“Moozaya awalnya merupakan mukena jumput khas Bojonegoro. Saya mengambil dari salah satu UMKM di Sumberejo, Bojonegoro. Produk UMKM yang belum punya nama, produksi dan packaging belum bagus. Akhirnya saya ajak kerja sama. Saya bagian pemasarannya,” tuturnya.

Nilna menjelaskan pertama launching pada Bulan Ramadhan (2018). Awal launching, habis hingga 100 bungkus selama lima hari. Dengan membuka sistem Pre Order (PO), ia mengakui pemasarannya cepat karena sudah memiliki website e-commerce. Hal tersebut ia lakukan setelah kesibukannya sebagai dosen. Belum lagi, ia juga harus berjuang memikirkan konten.

Untuk mengenalkan produknya beda dengan yang lain, Nilna menggunakan bahan parasut premium pada mukenanya. Produk mukena terbilang berkualitas dengan bahan ringan dan mudah dibawa berpergian. Konsistennya mempertahankan kualitas produk menjadikan mukena jumput khas Bojonegoro dikenal masyarakat yang kebanyakan dari kalangan menengah ke atas, hingga kancah Nasional dan Internasional.

“Ternyata produk lokal Bojonegoro bisa diterima di market manapun. Saya pernah ekspor sampai ke Singapura dan Hongkong." Jelasnya.

Perempuan asal Desa Bareng itu telah memiliki jiwa wirausaha sejak menjadi mahasiswa. Ia pernah jualan jajanan, hijab, hingga produk kayu kotak tisu yang tidak dia lanjutkan. Nilna juga menceritakan pengalaman jatuh bangun ketika berjualan. Salah satunya, kala itu dia pernah mengambil produk kayu kotak tisu, dijual online melalui 'toko oren'. Pertama jualan pada Bulan Ramadan. Kotak tisu habis hingga 50 bungkus per hari.

“Awal jualan langsung laku keras, banyak orang mencari pernak-pernik rumah menjelang lebaran," jelasnya.

Setelah Ramadan dia melanjutkan jualannya. Tidak seperti di awal, ada costumer yang komplain karena barang yang datang patah. Mengetahui itu, dia mengirimkan produk kembali, tapi barang kembali patah hingga tiga kali pengiriman. Nilna lantas mengembalikan barang ke pengrajin. Dia merasa lega, sebab pengrajin menerima dan mengakui bahwa bahan yang digunakan memang kurang bagus.

“Versi terburuk yang pernah saya alami, karena harus mengirim berkali-kali dan negosiasi supaya citra toko tetap bagus nilainya." Ungkap Dosen BSA itu.

Perjalanan panjang dan semangat jualan Nilna telah mengantarkannya pada kesuksesan. Pada tahun 2020, ia telah memiliki toko offline. Moozaya yang awalnya hanya sedia produk mukena jumput merembet ke perlengkapan bayi dan kebutuhan sembako. Bisnis online yang dulu tidak banyak dilihat tetangganya, kini mereka sudah mulai tahu. Bahkan Nilna mengaku mempekerjakan para tetangganya untuk ikut dalam packing produk dan menjadikan para pemuda di bagian admin.

Keberhasilan Moozaya saat ini tidak ia bangun sendiri, ia menjalankan bisnisnya bersama sang suami. Saat menjelaskan itu, tampak senyum kecil di wajahnya.

“Suami bagian pengelolaan keuangan dan saya bagian marketing. 'Couplepreneur' itu perlu," tukasnya.

Diakhir obrolan, Dosen BSA Unugiri itu berpesan kepada para calon pengusaha supaya jangan ragu mengembangkan produk lokal. Dirinya menuturkan bahwa yang perlu dalam usaha bukan hanya untuk memperkaya diri sendiri tetapi juga dapat bermanfaat bagi orang lain.


*Penulis merupakan Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Arab sekaligus Pengurus LPM Arusgiri.


Posting Komentar

Posting Komentar