mJHEzxukdj31fhzMIHmiGai4Yfakiv2Yjgl83GlR
Bookmark

Resah dengan Kualitas Media yang Kian Menurun, Ademos Ajak Masyarakat Pintar Pilah Berita

Arusgiri.com – Di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital, Ademos (Asosiasi untuk Demokrasi dan Kesejahteraan Sosial) adakan seminar literasi nasional bertajuk "Kecerdasan Digital: Akselerasi Talenta Kreatif dan Peluang Masa Depan di Era Digital" di GOR Dolokgede, Tambakrejo, Bojonegoro pada Kamis (19/12). Seminar ini menjadi momen yang penting untuk memperkuat pemahaman tentang tantangan dan peluang di dunia maya.

Iqbal Aji Daryono, Penulis buku Bergerak Bersama, memaparkan materi mengenai penyebaran hoaks dan dampak media sosial terhadap manusia. Sosok yang juga merupakan Social Media Specialist IAD Consulting tersebut mengungkapkan bahwa hoaks menjadi fenomena yang tidak terelakkan karena proses pembuatannya yang sangat cepat.Resah dengan Kualitas Media yang Kian Menurun, ADEMOS Ajak Masyarakat Pintar Pilah Berita
Iqbal Aji Daryono menyampaikan Materi "Kesadaran Literasi Digital di Era Disinformasi 

"Prosesnya hanya membutuhkan waktu sepuluh menit. Sementara itu, untuk memverifikasi sebuah informasi hoaks membutuhkan waktu yang jauh lebih lama yakni 6 jam, untuk satu informasi," ujarnya.

Menurutnya, media sosial memang dirancang agar penggunanya betah berlama-lama berselancar di media sosial. Hal ini, secara tidak langsung memperkaya pemilik industri media sosial. Daryono, sapaannya, lantas menegaskan bahwa industri media sosial mulai kehilangan moralitas jurnalistik, dan nilai-nilai jurnalistik mulai memudar. Hal ini dibuktikan dengan berita yang dipublikasikan, namun tidak memenuhi 5W + 1H. 

"Ini disebabkan mereka harus cepat mempublikasikan, supaya web mereka viral, kalau harus nunggu 5W + 1H memakan waktu yang lama. Sehingga berita disajikan secara sepotong-potong. Oleh karena itu, sebagai pembaca, kita perlu bijak dalam menyaring berita dan tidak terburu-buru dalam menyebarkannya," tegasnya.

Sementara itu, Akhyari Hananto, pendiri Good News from Indonesia, memberikan gambaran yang lebih positif mengenai Kecerdasan Buatan atau Artificial Intellegent (AI). Menurut Hananto, AI sebenarnya sudah ada dalam kehidupan sejak lama, bahkan sejak 2010 melalui aplikasi marketplace seperti Shopee dan Lazada. Namun, AI kini semakin canggih karena kemampuannya untuk berpikir, mengingat, dan menjadi lebih pintar seiring waktu. Hananto lantas menekankan pentingnya memposisikan AI sebagai alat yang dapat membantu manusia, bukan menggantungkan segala sesuatu ke AI. 

"Dengan memahami dan mengintegrasikan AI dalam kehidupan kita, kita dapat membuka peluang baru untuk menciptakan talenta kreatif dan pekerjaan yang lebih inovatif di masa depan," jelasnya.

Berbeda dengan kedua pemateri di atas yang membahas Digital. Ahmad Fuadi, penulis novel Negeri 5 Menara, membawa peserta untuk melihat literasi dari perspektif yang lebih mendalam. Ia menekankan bahwa menulis bukan hanya sekadar aktivitas kreatif, tetapi juga merupakan sarana untuk memperpanjang umur seseorang melalui karya-karya yang ditinggalkan. 

"Karya tulis memungkinkan seseorang untuk hidup meskipun tubuhnya sudah tiada," terangnya. 

Lebih dari itu, menulis memberikan kebebasan untuk berimajinasi dan menjelajahi dunia tanpa batas. Ahmad Fuadi menyarankan agar kita terus konsisten dalam menulis karena menulis tidak hanya menghasilkan buku, tetapi juga membentuk keterampilan lain seperti presentasi dan komunikasi yang efektif. Sebab menurutnya, orang yang pandai menulis, mereka juga pandai presentasi. 

Dengan demikian, untuk berkembang di era digital ini, seseorang harus terus meningkatkan kecerdasan digital, baik dalam hal menyaring informasi, memanfaatkan teknologi seperti AI, maupun menggali potensi diri melalui literasi dan kreativitas. Dunia digital penuh dengan tantangan, tetapi juga memberikan banyak peluang bagi mereka yang siap beradaptasi dan berinovasi. Dengan kecerdasan digital yang baik, seseorang tidak hanya mampu menghindari bahaya informasi yang menyesatkan, tetapi juga bisa mengoptimalkan potensi teknologi untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.

*Penulis merupakan mahasiswi Hukum Ekonomi Syariah Semester 5

Posting Komentar

Posting Komentar