mJHEzxukdj31fhzMIHmiGai4Yfakiv2Yjgl83GlR
Bookmark

Efektivitas Akhir Pekan Sebagai Kegiatan Ormawa, Benarkah Efektif?

Organisasi Mahasiswa (Omarwa) merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan keberadaannya dalam lingkungan kampus. Karena, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh kampus tak luput dari peran Ormawa itu sendiri.

Terkait dengan hal tersebut, baru-baru ini Universitas Nahdhatul Ulama Sunan Giri (Unugiri) membuat kebijakan baru terkait pelaksanaan kegiatan Ormawa, yang mengharuskan agar kegiatan diadakan setiap akhir pekan yaitu hari Sabtu dan hari Minggu.

Hal ini tentunya memiliki dampak tersendiri, salah satunya terhadap mahasiswa. Beberapa mahasiswa memang hanya mengikuti satu kegiatan Ormawa, akan tetapi bagaimana jika ada yang mengikuti lebih dari satu Ormawa. Tentunya ini akan berpotensi jadwal yang diikuti bertabrakan antara kegiatan yang satu dengan kegiatan yang lainnya.
Ilustrasi (eka)
Dicky Adi Saputra, mahasiswa Prodi Sistem Informasi (SI) Semester 4 (Empat), yang mengikuti 4 (Empat) kegiatan Ormawa yaitu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pencak Silat, UKM Banjari, UKM Lumens dan juga Himpunan Mahasiswa Prodi (HMP) Sistem Informasi (SI) mengungkapkan bahwa dirinya sangat mendukung bila kegiatan Organisasi Mahasiswa (Ormawa) dilaksanakan pada akhir pekan. 

"Menurut saya kegiatan yang dilaksanakan pada akhir pekan lebih bagus dan saya setuju dengan kondisi saat ini karena dapat memberi kesempatan untuk mahasiswa mengembangkan skill yang dimiliki dan menstabilkan kegiatan teman-teman Ormawa agar tidak terbentur dengan jam kuliah," ungkapnya saat ditanyai Tim Redaksi pada Sabtu (5/4).

"Namun kurang efektif menurut saya, mahasiswa yang memang mempunyai tujuan yang terarah akan memilih hal yang memang penting untuk dirinya dan akan diperjuangkan untuk kesuksesannya, sementara untuk saya sendiri harapannya ya dapat memaksimalkan agenda yang saya pilih," sambungnya. 

Berbeda dengan Dicky, Aldy Wahyu Saputra, mahasiswa Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR) Semester 6 (Enam), yang menjabat sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Prodi (HMP) PJKR Ini menjelaskan bahwa setiap kebijakan yang dijalankan pasti terdapat sisi positif dan juga sisi negatif.

"Menurut saya ada plus dan minusnya. Memang bagus dengan adanya kebijakan ini waktu perkuliahan tidak terganggu dan di hari Sabtunya dapat dipakai untuk kegiatan mengasah soft skill yang melibatkan Ormawa. Bahkan kita dilarang untuk melaksanakan kegiatan apapun itu selain di hari Sabtu dan karena kebijakan tersebut juga banyak kegiatan yang bertabrakan antara Ormawa satu dengan yang lainnya." ujarnya.

Sementara salah satu anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unugiri, Nimas Ajeng Erliyanti mahasiswi Prodi Pendidikan Matematika (PMTK) Semester 8 (Delapan) juga menekankan bahwa setiap kebijakan yang dilakukan pasti terdapat sisi positif dan sisi negatif terlepas ada beberapa kendala terkait mahasiswa yang mengikuti lebih dari satu Ormawa.

"Yang namanya kebijakan pasti ada nilai positif dan negatifnya, jadi harus tetap semangat untuk mewujudkan tujuan yang selaras dengan kampus. Terlepas ada mahasiswa yang mengikuti lebih dari satu organisasi itu menurutku lebih ke management waktu," ungkapnya.

Lebih lanjut Ajeng mengatakan bahwa bagaimana caranya agar mahasiswa dapat beradaptasi dengan kebijakan ini kedepannya.

"Karena kebijakan ini masih baru, masih banyak hal yang dikaji terutama oleh BEM U sendiri, sekarang menurut saya baiknya kita lebih fokus pada Bagaimana mahasiswa yang tergabung dalam Ormawa merespon dan beradaptasi pada kebijakan ini," sambungnya.

Siti Khoiriyah Kabid MBKM RPL dan Ormawa menjelaskan bahwa untuk menuju pada world class university perlu untuk mengatur segala hal yang berkaitan dengan akademik.

"Kita akan menuju pada world class university dan kita harus bisa mengatur serta menjadwalkan segala hal yang berkaitan dengan akademik. Kalau perkuliahan saja nanti akan terganggu, tercampur dengan kegiatan-kegiatan kemahasiswaan, khawatirnya tidak optimal," kata Riya.

Riya juga menjelaskan bahwa kegiatan pengembangan skill perlu diberikan hari khusus agar kegiatannya berjalan lebih maksimal.

"Jadi fokus di ranah akademik hari Senin sampai Jumat Sementara di hari Sabtu dan Minggu itu fokus pada pengembangan soft skill. Karena untuk mencapai world class university itu tidak cukup dengan melalui bidang akademik atau intelektual saja. Akan tetapi juga harus diimbangi dengan soft skill dan keterampilan-keterampilan dari mahasiswa yang perlu dijadwalkan, secara berkala untuk mahasiswa itu mengembangkan skill bersama dengan pembina," jelasnya.

Meski demikian, ia tidak membatasi bagi mahasiswa yang ingin mengikuti lebih dari satu Ormawa dengan catatan dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya.

"Setiap anak memiliki kecakapan atau skill yang beragam. Tapi kita harus bisa menentukan bahwasannya satu skill harus dikembangkan secara optimal atau maksimal. Sehingga memang boleh mengikuti banyak UKM, tetapi harus bisa memprioritaskan mana skill dan potensi yang harus maksimal dikembangkan, maka itu yang harus dimaksimalkan untuk diikuti," ungkapnya.


Oleh: Eka Pradana Kusuma dan Fitria Ika Yuliana
0

Posting Komentar