mJHEzxukdj31fhzMIHmiGai4Yfakiv2Yjgl83GlR
Bookmark

Tentang UKT: Begini Klarifikasi Terkait Pengalokasian yang Berbeda

Arusgiri.com, Bojonegoro - Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Angkatan Tahun 2022, merupakan tahun bersejarah di Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri (Unugiri). Tepatnya pada Selasa (30/8/2022), di hari kedua PKKMB, Unugiri mengumumkan pemberlakuan sistem pembayaran terbaru berbentuk Uang Kuliah Tunggal (UKT). Hal tersebut merupakan gebrakan baru dalam Direktorat Umum, Keuangan dan Teknologi (UKT) Unugiri dengan tujuan yang sangat positif, sebab sebelumnya sistem pembayaran mahasiswa hanya berbentuk SPP. Dengan sistem UKT, beban para mahasiswa akhir diharapkan akan terasa jauh lebih ringan.

"Apa itu UKT? Uang Kuliah Tunggal. Jadi sudah termasuk biaya PPL, PKL, KKN kemudian skripsi itu semuanya sudah include. Jadi anak-anakku tidak usah membayar, di semester 6 ada PPL, di semester 7 ada KKN, di semester 8 ada skripsi. Itu sudah tidak perlu membayar itu," ujar Wakil Rektor Bidang UKT Unugiri, sebagaimana yang dikutip oleh Tim Redaksi LPM Arusgiri dari Youtube Unugiri, Sabtu (12/4/2025).

Ilustrasi dibuat AI

Pada tahun 2025, mahasiswa angkatan 2022 dari Fakultas Tarbiyah mulai melaksanakan Asisten Mengajar (AM). Salah satu mahasiswa mengaku benar-benar merasakan realisasi sistem tersebut. Pihak kampus membiayai seluruh rangkaian AM yang meliputi; acara pembukaan, penutupan, cindera mata dan bisyaroh untuk lembaga tempat pelaksanaaan magang.

"Dana pembukaan dua ratus ribu, penutupan dua ratus ribu. Banner sama cinderamata dikasih. Kalau iuran kita sebelas anak iuran lima puluh ribuan, tapi iurannya masih sisa banyak kok," terang Lailatus Sa'adah, salah satu mahasiswi Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI).

Lalu mahasiswa di Fakultas Syariah dan Adab (FSA), mengaku menerima 200 ribu tiap kelompok Magang Kerja. Untuk cetak banner dan lain-lain mereka tetap iuran pribadi.

"200 ribu per kelompok yang beranggota 2-3 orang. Diberikan pas penutupan sekalian," ujar An-Nawawi dari Prodi HES.

Ada pula mahasiswa yang mengaku kebingungan mengalokasikan dana yang sangat minim.

"Bingung mengelola uang 200 untuk pembukaan dan penutupan. Sedangkan kebutuhan pembukaan butuh banner dan konsumsi, tapi infonya cinderamata dari kampus," kata MAA, mahasiswa Prodi BSA. 

Saat diwawancarai oleh Tim LPM Arusgiri pada Senin (14/4), mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) menyatakan belum mendapat informasi terkait Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP).

“Belum ada info magang ini,” ujar Lembayung (nama samaran) dari Prodi Farmasi.

“Rabu baru pembekalan magang,” ungkap Aldy dari Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR).

Mendapatkan informasi pendanaan yang berbeda, Tim LPM Arusgiri bersama beberapa mahasiswa mencoba konfirmasi ulang ke beberapa dosen pada Senin (14/4). Salah satunya Nilna Indriana, Wakil Dekan FSA, ia mengonfirmasi ulang bahwa pendanaan Magang Kerja FSA diberikan per kelompok bukan per lembaga.

“Jadi per kelompok, bukan per lembaga. Kami mengakui memang kurang sosialisasi. Per kelompok mendapat dana pembukaan seratus ribu, penutupan seratus ribu, banner seratus ribu, cinderamata dan bisyaroh untuk lembaga,” terang Nilna.

“Namun, memang dicairkannya saat penutupan, karena kami baru mengurus setelah libur puasa dan hari raya. Karena waktunya hanya sehari, jadi bisa pencairan di akhir saat penutupan,” sambungnya.

Kesibukan administrasi saat puasa dan mendekati lebaran menjadi alasan mengapa pengajuan pendanaan baru dilakukan usai libur hari raya.
 
“Waktu puasa kan kampus sedang sibuk untuk menggaji karyawan, memberikan Tunjangan Hari Raya (THR), dan lain-lain. Akhir puasa sebelum libur itu saya sudah konfirmasi kepada pihak keuangan bahwa FSA akan magang di bulan April. Jadi, memang baru bisa pengajukan pendanaan setelah libur,” ungkap Nilna.

Adapun pagu pencairan dana magang menurut Eko Arief Cahyono selaku Kepala Prodi (Kaprodi) HES memang sudah ditentukan oleh pihak keuangan atau Direktorat UKT.

“Jadi kami hanya menyesuaikan pagu yang telah diberikan,” ucapnya.

Sementara terkait rincian penggunaan UKT, Wadek maupun Kaprodi mengaku tidak menahu.

“Kalau soal itu kami tidak tahu. Yang berwenang adalah pihak keuangan,” jelas Nilna dan Eko.

Hasil Audiensi 

Atas kebijakan UKT, pada hari yang sama, Direktorat UKT menyelenggarakan sharing session dengan Tim LPM Arusgiri melalui Google Meet pada pukul 15.30 WIB. Tim LPM Arusgiri menyampaikan pertanyaan yang mewakili mahasiswa tentang transparansi penggunaan UKT berbentuk persentase. Misalnya untuk biaya operasional kuliah berapa persen, administrasi, fasilitas, kegiatan mendukung keterampilan, minat dan bakat, magang, KKN, dan lain sebagainya.

Astrid Chandra Sari, selaku Direktur UKT menjelaskan tidak bisa memberikan persentase penggunaan UKT karena dana pemasukan universitas tidak hanya berasal dari UKT.

“Kami tidak bisa memberikan detail persentase karena keuangan merupakan nyawa dari universitas. Kami tidak bisa memberikan informasi nyawa kami masih berapa,” paparnya.

Adapun kenaikan UKT menurut keterangan dari Astrid juga disebakan karena terjadinya inflasi pada tiap tahunnya.
 
"Jika teman-teman bisa menghitung inflasi setiap tahunnya, pasti kecekel setiap tahunnya. Setiap tahun pihak keuangan universitas menganalisis lonjakan inflasi itu berapa dan beban yang bisa kami naikkan yang tidak memberikan beban terlalu berat kepada mahasiswa," paparnya.

Aprillia Dwi Ardianti, selalu Kepada Bidang (Kabid) Keuangan mengungkapkan bahwa UKT digunakan untuk operasional kuliah meliputi honor dosen dan karyawan, kegiatan belajar-mengajar, pelatihan maupun seminar. Juga untuk pemeliharaan dan penggunaan fasilitas, layanan kemahasiswaan, administrasi dan manajemen, serta pembangunan.

April menambahkan bahwa masih ada beberapa mahasiswa yang belum membayar UKT. 
"Jadi kita juga harus membayar operasional meski ada yang nunggak-nunggak. Bisa loh, saya buka berapa saja. Bayangin kita harus susah payah muter uang untuk kebutuhan-kebutuhan, sedangkan ada yang nunggak," ungkapnya.

Hari ini Rabu (16/4), terdapat pengumuman bahwa pendanaan Magang Kerja bagi mahasiswa FSA sudah bisa didapatkan, tidak harus menunggu penutupan. 

Sedangkan mahasiswa FKIP yang pada hari ini mengikuti pembekalan mendapatkan informasi bahwa tidak ada pendanaan magang untuk pembukaan. "Informasi yang kami terima memang tidak ada dana dari kampus untuk pembukaan, dan untuk cinderamata belum ada informasi pasti mengenai hal itu, kami mendapatkan banner untuk pembukaan" ucap HF, mahasiswa Prodi PJKR.

Sedangkan untuk rincian berapa persen dari UKT yang digunakan untuk berbagai kebutuhan, LPM Arusgiri masih tidak menemukan jawabannya.
0

Posting Komentar